<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5281882355484196361\x26blogName\x3dSTOP-ROKOK+(BuL\x27s+Blog)\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://stop-rokok.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://stop-rokok.blogspot.com/\x26vt\x3d178027886430735644', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Komentator :

Kotak Pesan :

Yang namanya kalah tetap aja kalah.

Kamis, Juli 19, 2007


Indonesia dikalahkan Korea Selatan dengan skor tipis 0-1. Gol yang menyingkirkan Indonesia dicetak lewat tendangan dari luar kotak penalti oleh Kim Jong Woo yang menjadi satu-satunya Gol yang terjadi pada pertandingan dan memuluskan langkah Korsel untuk melaju ke perempat final. Banyak pengamat bilang kita kalah dengan kepala tegak, ya.. ya.. ya... memang demikian adanya, bahkan Menpora kita Adhyaksa Dault mengatakan "Kita kalah terhormat, wajarlah kalah lawannya kan Korea". Alasan-alasan seperti ini sebenarnya tidak bisa diterima, Siapapun lawannya, kemenangan tetap menjadi tujuan dalam pertandingan.

Kalau bicara soal postur tubuh pemain kita yang relatif lebih rendah dari pemain Korea, memang benar adanya, tapi masa' sih dari 200 juta lebih penduduk Indonesia semuanya pendek-pendek? regenerasi atlit sepakbola untuk masa yang akan datang sepertinya juga harus memikirkan hal ini. Kalau dibilang kecewa, ya memang hampir seluruh pendukung Indonesia kecewa, bagaimana tidak, Indonesia yang hanya butuh hasil seri untuk lolos ke perempat final, tapi malah kalah dari Korea dengan skor tipis 0-1, bahkan ada supporter yang bilang, mereka kecewa karena sudah datang jauh-jauh dari padang, hanya untuk melihat Indonesia kalah. Permainan Indonesia Rabu petang terlihat sangat didikte oleh Korsel, pergerakan yang ditunjukkan pada saat melawan Bahrain dan Saudi Arabia tidak terlihat waktu lawan Korsel. Peluang mencetak gol bukannya tidak ada, sempat beberapa kali pemain Indonesia merepotkan pertahanan Korsel dan memiliki peluang mencetak gol, namun penyelesaian akhir striker-striker Indonesia seperti Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono dan Elie aiboy masih terlalu terburu-buru dan kurang punya sentuhan. Ini tentunya menjadi "PR" tersendiri bagi Ivan Kolev untuk melatih mereka agar punya naluri mencetak gol yang baik, dan penyelesaian akhir yang baik pula.

Sudah saatnya Sepakbola Indonesia berbenah, mulai dari regenarasi atlit, cari dan binalah atlit-atlit yang mumpuni karena kalau alasannya hanya soal tinggi badan yang kalah dari pemain negara lain, maka alasan itu "sudah basi", itu sama saja kedengaran seperti Sori aku terlambat datang karena jalanan macet. Kemudian mengenai kompetisi lokal yang merupakan kawah dari pembinaan pemain sepakbola itu sendiri, tentunya harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah, sudah saatnya pemerintah memberikan kemudahan bagi klub untuk mendapatkan sponsor, bahkan mencarikan sponsor kalau perlu. Sekolah-sekolah sepakbola yang dulu pernah terdengar namun kini gaungnya hilang harus dibangkitkan kembali kalau perlu setiap klub sepak bola wajib memiliki sekolah sepakbola untuk pembinaan calon-calon atlit diusia dini, bukan cuma mengenai teknik bermain bola saja, tapi juga nutrisi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang atlit harus diatur, sehingga pertumbuhan tubuh juga lebih baik dan tidak "pendek-pendek lagi".

Bagaimanapun juga yang namanya kalah tetap kalah. Ini bukan waktunya memberikan alasan dari kekalahan, apalagi memberikan pujian. Sudah saatnya sepakbola kita berbenah, PSSI berbenah, Supporter juga berbenah. Agar menyaksikan pertandingan sepakbola seperti Persik Kediri VS PSMS Medan lebih menarik daripada menyaksikan Liverpool VS Chelsea ataupun AC Milan VS Inter.

Smoga sepakbola Indonesia bisa jadi pemenang, bukan lagi pecundang. Maju terus sepakbola Indonesia ! smoga semangatmu untuk maju bisa terlecut.

Label: ,

Bookmark this post to del.icio.us Digg this post! Bookmark this post to Yahoo! My Web Bookmark this post to Furl

|---BuL's Blog Roll---|

Dessy| PrimaForex| Diono| TukeranLink| Budhie| Meytia| Anang| Ghozan| BlogIndonesia| Abh3| Ghozan| Sdickyn| Cemplon| Astie| Clickcentre| WayanRoy| Shirei| DwiIndo| Primasoft| BlogTutorial| BundaOfa| InternetBusinessTips| Titanisa| KozBlog| Achi| PuTLie| Nyon-nyos| Wahyu| Dr.VinaRevi| Ndung| BangDhika| Angga| AriesSablon| NegeriJunjungan| Eagle| Nugi| Pr4m| enlightenment| Isnuansa| pencangkul| Andhika| apr!e| Sony| Imam|